Selamat Datang Di Website Oi Kota Bekasi
http://oi-kotabekasi.blogspot.com/p/oi-kota-bekasi-peduli.html

Minggu, 17 Maret 2013

Asal mula nama Bulan-bulan Bekasi



Asal mulanya kita awali dari sepucuk puisi karya sang Pencipta karya penulis Puisi terbesar yang bangsa ini miliki. Chairil Anwar, dengan karyanya yang berjudul : Karawang - Bekasi. Sedikit dari judulnya pasti akan terlintas sederetan daerah dimulai dari daerah Karawang - dan diakhiri di daerah Bekasi. Mungkin jika kita dengarkan bait demi bait puisi yang ada di karya tersebut, akan sangat bias, karena kita tidak begitu memahami apa yang sebenarnya tersirat dari bait puisi tersebut, sebenarnya, temanku .. 


itulah kisah nyata yang terjadi di zaman mempertahankan kemerdekaan ini. Kakek saya bercerita seperti ini, akan sangat tidak mungkin jikalau kita semua akan mempercayai apa yang kakek ceritakan, namun inilah kisah yang nyata. Sebuah kisah yang benar - benar terjadi di masa masa kemerdekaan, ketika bangsa (Belanda) dan Jepang menjajah negeri ini. Seperti yang terjadi, para pejuang kemerdekaan itu banyak, karena mereka mempunyai jalur perjuangan mereka sendiri, ada yang membantu untuk memberikan bekal para pejuang yang bergerilya memasuki daerah - daerah persawahan dan daerah terisolir untuk menghindari dari para Bangsa Belanda yang terus memburu para mereka menyebutnya ‘extrimist’ mungkin jaman sekarang terorist kali yee ..

Para pejuang - pejuang ini , mereka selalu berpindah - pindah untuk melakukan serangan - serangan, mulai dari markas Belanda yang kecil, sampai dengan iring - iringan mobil pengangkut Makanan dan Senjata Belanda yang selalu lalu - lalang di daerah pedesaan, karena disanalah mereka bisa mendapatkan makanan dan pasokan bekal untuk bisa bertahan di Bangsa ini.

Itulah yang menjadi cikal bakal pejuang kita juga untuk bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa ini. Pejuang kita selalu memberikan perlawanan yang sengit kepada Belanda, walaupun hanya bersenjatakan sebatang bambu runcing berwarna kuning, mereka berani mengorbankan jiwa
mereka untuk kemerdekaan bangsa ini. Kaum Extrimist, dari kata ini mungkin bisa mewakilkan betapa beraninya mereka memperjuangkan kemerdekaan ini.

Tahukah kamu, kalau dahulu di zaman perjuangan, mulai dari daerah Bekasi sampai dengan Karawang, disitulah pejuang - pejuang memfokuskan perjuangan mereka untuk melawan Belanda, perjalanan iring - iringan rombongan tentara Belanda selalu menemukan pejuang yang selalu memberikan perlawanan yang sengit. Semua yang mereka miliki mereka korbankan untuk perjuangan bangsa ini. Para Pejuang selalu menembaki tentara Belanda karena jalur yang mereka lalui adalah jalur jalan saat ini, sepanjang jalan mulai dari Bekasi sampai dengan Karawang. Daerah - daerah tersebut selalu berjuang untuk menembaki para tentara Belanda, sampai - sampai ada peristiwa Rawa Merta.

Tahukah kamu apa yang terjadi di Rawa Merta, ?? Rawa Merta sekarang telah dibangun sebuah monumen pengingat akan sebuah (kalau boleh saya bilang) kebodohan para Belanda, karena menurut informasi dari cerita kakek saya, Dahulu Belanda sangat pusing akan perbuatan /. perjuangan para extrimist ini, kemudian mereka ingin melancarkan sebuah serangan yang besar -besaran dengan cara melakukan sweeping pejuang bangsa, dan menurut informasi yang mereka dapati, “para pejuang ada di Rawa Merta, ” begitu mereka dapat informasi tersebut, Belanda melakukan sweeping dengan membariskan para rakyat jelata untuk di interogasikan dan di tanyai mengenai keberadaan para pejuang tersebut.


barisan rakyat di interogasikan oleh belanda, demi keberadaan para pejuang bangsa,

Bahkan kakek saya berkata, saksi hidup (mudah2an sampai saat ini beliau masih ada) menceritakan bagaimana para rakyat di daerah rawa merta / rawa gede, Karawang, di kumpulkan kemudian di baris sebanyak 20 orang perbaris nya. Lalu mereka menembaki mereka sampai ada yang mau berkata, dimana keberadaan para pejuang tersebut. Baris - demi baris rakyat di jejerkan untuk ditembaki, ini foto merupakan bukti otentik akan kebiadaban bangsa Belanda terhadap bangsa ini.

Jiwa mereka melayang hanya untuk tidak membeberkan posisi para pejuang indonesia. Sebuah monumen di dirikan untuk pengingat jiwa yang berkorban untuk kemerdekaan bangsa ini, sebanyak lebih dari 100 orang menjadi korban pembantaian di Rawa Merta / Rawa Gede ini.

Kemudian kakek juga berkata mengenai Daerah Bekasi, dahulu, batasan perjuangan adalah Bekasi, karena disitulah sebenarnya awal perlawanan pejuang - pejuang. Sampai daerah manggarai atau Jakarta, sedikit saya dengar mengenai perlawanan di daerah di sana, karena menurut kakek saya, disana adalah daerah para kaum pelajar dan para kaum kaya Belanda, jadi sangat tidak mungkin ada perlawanan di daerah tersebut / dalam kata bentuk kekerasan, yang ada hanyalah perlawanan dalam bentuk sebuah orasi dan perkumpulan pelajar yang dalam bentuk lain di perjuangan untuk bangsa ini.

Bekasi, dimana pun kita berada di Bekasi pasti akan menemukan suatu tempat yang bernama Bulan - bulan, / saat ini adalah alun -alun Bekasi. Awal kata bulan - bulan adalah berasal dari sebuah kata bulan - bulanan, karena disanalah para tentara Jepang yang setelah kalah perang dari sekutu menjadi bulan-bulanan para pejuang yang dengan semangat kemerdekaan mereka , membabi buta menembaki para tentara Jepang yang sengaja untuk di kumpulkan kemudian ditembaki oleh para pejuang, akibat dari semua perbuatan mereka terhadap bangsa ini. Bulan - bulanan para pejuang terhadap tentara Jepang membuat tenar nama tempat tersebut, makanya tempat itu para orang Bekasi bilang adalah bulan - bulan (secara singkat) , karena peristiwa tentara Jepang menjadi bulan-bulanan para pejuang indonesia, mereka namakan.

Cerita ini bukan rekaya politik, namun inilah cerita yang sebenarnya terjadi di masa perjuangan, mudah2an kita semua bisa mengambil hikmahnya dan bisa menjadikan satu pelajaran yang baik untuk bisa diturunkan ke anak cucu kita supaya mereka bisa mengingat perjuangan kakek mereka, perjuangan orang yang tidak di kenal hanya untuk bangsa besar ini, agar bisa memperoleh sebuag kebebasan yang kita sebut sebagai kemerdekaan.